Pages

Subscribe:

Sabtu, 15 September 2012

Penundaan Penutupan Dam Colo Barat Dinilai Sulit

Dam Colo (dok)
WONOGIRI—Usulan petani terkait penundaan penutupan Dam Colo Barat bakal menemui jalan buntu. Kepala Divisi (Kadiv) Jasa Air dan Sumber Air (ASA) Perum Jasa Tirta I Wilayah Bengawan Solo, Winarno Susilardi, menegaskan sulit untuk memenuhi permintaan tersebut.
Alasannya, jelas Winarno, pekerjaan di Dam Colo telah diatur sedemikian rupa oleh Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS).
Penetapan jadwal penutupan tanggal 1 Oktober pun sudah melalui pertimbangan panjang dan perencanaan yang sangat matang. “Persoalannya tidak sesederhana itu, sekedar menggeser tanggal. BBWSBS sudah mengatur pekerjaan di dam, matarial sudah datang, kontraktor sudah siap, itu sudah disiapkan jauh hari,” ungkap Winarno, saat dihubungi Solopos.com, Selasa (11/9/2012).
Dia berharap petani yang selama ini memanfaatkan air dari dam bisa menyesuaikan diri menghadapi penutupan Dam Colo Barat 1 Oktober mendatang.

Akibat Kemarau, Ikan Mati di Karamba WGM Meningkat

Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/Ayu Abriyani)
WONOGIRI-—Musim kemarau berkepanjangan membuat persentase ikan yang mati di karamba Waduk Gajah Mungkur (WGM) meningkat tajam. Petani karamba mencatat jumlah ikan mati naik hingga dua kali lipat.
Ketua Umum Masyarakat Gajah Mungkur (MGM), Bondan Sejiwan Boma Aji, mengatakan jumlah ikan mati terus meningkat dalam beberapa pekan terakhir. Jika sebelumnya setiap hari jumlah ikan mati hanya 5 kilogram (kg), belakangan Bondan kerap mendapati ikan di karambanya mati 10-15 kg per hari.
Menurutnya, ikan menjadi mudah mati karena air waduk surut sehingga mempengaruhi kandungan oksigen di dalam air.
“Kadar oksigen berkurang banyak, ikan-ikan banyak yang mati. Persentase ikan mati itu bisa lebih dari 100%. Biasanya yang mati 5 kg, sekarang jadi 10-15 kg,” papar Bondan, kepada Solopos.com, Kamis (13/9/2012).
Tak hanya persoalan ikan mati, menurutnya, permasalahan yang dialami petani karama diperparah dengan harga
benih ikan dan pakan yang menjulang. Harga bibit ikan yang semula Rp14.000/kilogram (kg), memasuki akhir Agustus naik menjadi Rp17.000/kg atau naik lebih dari 20%. Sedangkan harga pakan naik Rp25.000/30 kg atau naik 12,5% dari harga semula Rp200.000/30 kg.
Menurutnya, harga pakan kali ini bahkan melebihi harga menjelang Lebaran saat permintaan ikan tinggi. Saat ini, dia menambahkan, harga jual ikan merosot tajam dibandingkan saat Lebaran. Jika pada momentum Lebaran petani bisa menjual hingga Rp16.000-Rp16.500/kg kini harga jual ikan dari petani ke pengepul hanya Rp15.250/kg.
“Biaya produksi sangat tinggi tidak sebanding dengan harga ikan yang bisa diserap pasar. Banyak petani yang akhirnya memilih mengosongkan karamba karena tidak mau spekulasi membeli bibit banyak,” sambungnya.
Persoalan harga bibit yang tinggi ini dibawa tiga orang petani setempat ke hadapan wakil rakyat, Kamis. Petani karamba Desa Sendang, Kecamatan Wonogiri, Jumino dan dua rekannya, membawa serta proposal bantuan benih ikan dan peralatan di karamba dengan total bantuan senilai Rp21 juta.
Ketua Komisi B DPRD Wonogiri, Sugiyarto, menjelaskan petani karamba tersebut menyampaikan kondisi sulit yang mereka alami lantaran didera banyak masalah, terutama menyangkut harga bibit ikan.

Bersihkan Sampah, Nenek-Nenek Tewas Terbakar

ilustrasi
WONOGIRI--Samijem, 80, warga Dusun Pondok/Rejosari RT 004/RW 008, Desa Pare, Kecamatan Selogiri tewas terbakar, Kamis (13/9/2012). Saat itu, ia hendak membersihkan sampah daun bambu di ladang yang digarapnya di Dusun Ngesong/Sumber RT 001/RW 009, Desa Pare.
Dari informasi yang dihimpun wartawan, awalnya korban membakar sampah di bagian atas bukit. Diduga, korban berusaha mematikan api yang menyala sejak pagi, tetapi malah terkepung. Angin yang berhembus dari selatan (bukit) menuju utara malah memperbesar nyala api. Korban diduga berusaha memadamkan api agar tidak merembet ke rumah warga.
Seorang warga sekitar ladang yang terbakar, Samidin, 60, melihat asap api di atas bukit sekitar pukul 09.00 WIB. “Api dari atas bukit semakin membesar sehingga satu rumpun bambu ikut terbakar. Warga sekitar kemudian ikut memadamkan api agar tidak merembet ke rumah warga,” katanya saat ditemui wartawan di lokasi, Kamis.
Menurutnya, api tersebut padam sekitar pukul 10.00 WIB. Saat nyala api mereda, lanjut dia, ada warga yang melihat korban dalam keadaan terbakar. Sekitar 2,5 tahun lalu, korban hampir mengalami hal serupa.
“Jenazah korban kami periksa bersama tim medis. Luka bakar yang dialami korban lebih dari 90%. Korban kemudian kami serahkan ke pihak keluarga. Korban merupakan janda yang hanya memiliki satu anak angkat,” kata Kapolsek Selogiri, AKP Warseno, saat ditemui wartawan di lokasi.
Terpisah, Kepala UPT Pemadam Kebakaran Wonogiri, Warseno, menambahkan peristiwa itu berlangsung sekitar pukul 09.30 WIB. “Setelah mendengar kabar, kami langsung mengirim satu mobil pemadam kebakaran. Sekitar pukul 10.00 WIB, api sudah padam,” katanya.
Menurut pantauan di lapangan, rumpun bambu itu berdekatan dengan sawah dan permukiman warga. Sawah bereda di sisi utara dan permukiman berada di sisi selatan. Jarak dengan rumah warga yang terdekat sekitar lima meter. Rumpun bambu itu masih satu halaman dengan rumah warga.
Samijem diduga membakar sampah di dekat rumpun bambu yang mengering sehingga menyulut  rumpun bambu yang ada di dekatnya. Tapi, ia kemudian terjebak dalam kobaran api yang cepat membesar karena kencangnya angin dari arah utara. “Korban diduga menyapu daun-daun kering di bawah rumpun bambu dan kemudian membakarnya. Api malah membesar dan korban terjebak di dalam kobaran api,” imbuh Warseno.
Kerugian materi tidak seberapa karena nyala api tidak sampai merembet ke permukiman. Sebab, masyarakat yang sekitar yang mengetahui hal itu segera memadamkan api dengan ember berisi air. Saat petugas pemadam kebakaran melakukan pemadaman, saat itu masyarakat berkerumun untuk melihat lokasi. Jenazah Samijem langsung dimakamkan di pemakaman desa setempat.

Pemkab Akan Surati 507 Pedagang Pasar Kota Wonogiri

Lantai tiga Pasar Kota Wonogiri. (JIBI/SOLOPOS/Ayu Abriyani)
WONOGIRI–Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM (Disperindagkop & UMKM) Wonogiri berencana melayangkan surat kepada 507 pedagang lantai III Pasar Kota Wonogiri yang hingga kini belum muncul. Berdasarkan identifikasi sementara puluhan pedagang berasal dari luar Kabupaten Wonogiri.
Kepala Bidang (Kabid) Pengelolaan Pasar, Agus Suprihanto, mengatakan hingga sosialisasi renovasi lantai III Pasar Kota Wonogiri tahap I digelar, Kamis (13/9/2012), 507 pedagang tidak muncul. Dalam pertemuan itu, hanya hadir 19 pedagang yang selama ini memang menempati lantai III pasar.
“Yang 500-an itu tidak hadir sosialisasi ini. Memang belum kami undang. Tapi rencana akan kami surati saat sosialisasi tahap II. Kami punya data mereka lengkap,” ungkap Agus, saat ditemui Solopos.com, di pasar setempat, seusai sosialisasi, Kamis.
Dalam buku berisi data pedagang yang dibuat 2004 milik pengelola pasar, tercantum nama 517 pedagang yang kala itu menempati lantai II Pasar Kota Wonogiri. Data tersebut mencakup nama, jenis dagangan, luas los, beban iuran yang harus ditanggung pedagang, serta alamat lengkap. Berdasarkan data alamat itu, Agus menjelaskan sedikitnya 5% dari 517 pedagang atau sekitar 25 orang berasal dari luar kota. Seperti, Sukoharjo, Sragen, Klaten, Solo, hingga Ciamis, Jawa Barat.
Sementara itu, dalam paparannya Agus menuturkan lantai III Pasar Kota Wonogiri bakal direnovasi segera setelah lelang tahap II menghasilkan nama pemenang pekerjaan. Dia menjelaskan sebelumnya lelang pertama pekerjaan renovasi dengan anggaran Rp800 juta tersebut gagal. Akhirnya panitia lelang melanjutkan lelang kedua. Jika tidak ada kendala di lelang kedua, dia memperkirakan pekerjaan renovasi dimulai Oktober. Renovasi lantai III pasar sendiri meliputi pemasangan keramik seluas 4.487 meter persegi (m2), perbaikan talang dan pembuatan tritisan atau semacam kanopi penghalang masuknya air hujan.

IKAN MATI DI WGM: Dinas Tak Alokasikan Bantuan untuk Karamba

Waduk Gajah Mungkur (JIBI/SOLOPOS/Suharsih)
WONOGIRI--Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan (Disnakperla) Wonogiri tidak mengalokasikan bantuan untuk karamba. Sebab, mereka dianggap mampu sebagai pengusaha karena memiliki modal yang besar.
Hal itu diungkapkan Kepala Disnakperla Wonogiri, Rully Pramono Retno, saat dihubungi Solopos.com, Jumat (14/9/2012).
“Kami menganggap pemilik karamba adalah pengusaha karena modal yang mereka miliki Rp6 juta hingga Rp8 juta. Kami juga telah berulang kali mengimbau pemilik karamba untuk antisipasi saat kemarau. Salah satunya mengurangi penebaran benih ikan,” katanya.
Terkait banyaknya ikan mati di karamba, Kabid Perikanan Disnakperla, Heru Soetopo, mengatakan itu hal biasa karena suhu udara yang meningkat saat kemarau dan menyusutnya air di Waduk Gajah Mungkur (WGM). Selain itu, pendangkalan waduk karena sedimentasi tinggi juga membuat kedalaman air tidak maksimal.
“Saat kemarau, biasanya kedalaman karamba hanya sekitar enam meter,” ujarnya.
Menurutnya, saat kemarau, tingkat stres ikan meningkat dan menyusutnya air juga membuat kadar oksigen turun. Ia memperkirakan sekitar November atau awal musim hujan, kondisi waduk akan kembali normal. Tapi, ia menyatakan di awal musim hujan juga perlu diwaspadai. Sebab, perbedaan suhu udara saat pancaroba membuat banyak ikan yang stres.
Di sisi lain, Disnakperla mengalokasikan anggaran untuk bantuan pembuatan kolam di 17 kecamatan di Wonogiri timur dan delapan kecamatan di Wonogiri selatan. “Bantuan itu untuk pemberdayaan masyarakat terutama membantu meningkatkan ekonomi warga miskin dengan usaha budidaya ikan di kolam,” katanya.
Selain itu, juga ada pembenihan ikan patin di Manyaran untuk pemenuhan stok ikan patin di WGM. Nantinya, lanjut Heru, pengelolaan tempat pembenihan yang bekerja sama dengan Badan Penelitian Pengembangan (Balitbang) Kelautan dan Perikanan tersebut diserahkan kepada masyarakat.

PILKADA JATENG: Begug Minta Restu PDIP Wonogiri Maju Cawagub

Begug Poernomosidi (JIBI/SOLOPOS/Tri Wiharto)
WONOGIRI—Mantan Bupati Wonogiri, Begug Purnomosidi, meminta restu kepada pengurus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Wonogiri untuk melaju sebagai bakal calon wakil gubernur (Cawagub) Jawa Tengah.
Jumat (14/9/2012), Begug menemui Sekretaris Dewan Pengurus Cabang (DPC) PDIP Wonogiri, Setyo Sukarno. Setyo kepada Solopos.com mengatakan kedatangan mantan Bupati Wonogiri selama dua periode itu untuk meminta dukungan DPC PDIP Wonogiri untuk maju sebagai Cawagub Jawa Tengah. Menurut Setyo, sebagai warga Wonogiri, Begug ingin keputusannya menjajal karir politik di lingkup yang lebih tinggi mendapat dukungan PDIP Wonogiri. “Karena beliau merasa sebagai warga Wonogiri, berasal dari Wonogiri, jadi minta dukungan pada kami di DPC PDIP Wonogiri,” kata dia.
Ditanya sikap DPC sendiri, Setyo mengatakan DPC belum memberi keputusan. Dia baru berencana menggelar pertemuan internal PDIP untuk menyikapi hal tersebut. Pasalnya, seperti diketahui, tokoh lain yang juga telah mengambil formulir calon gubernur (cagub) dan cawagub atas nama Sumaryoto juga berasal dari Wonogiri. Menurut Setyo, sejauh ini hanya Begug yang menyambangi pengurus PDIP Wonogiri secara langsung, sedangkan Sumaryoto belum. “Hanya Pak Begug yang menyampaikan konfirmasi soal ini. Yang lain belum ada konfirmasi ke kami,” imbuh dia.
Sementara itu, Begug belum bisa dihubungi terkait langkahnya maju sebagai Cawagub Jawa Tengah. Saat ditelepon Ponselnya tidak aktif

PILGUB DKI: Jokowi-Ahok Unggul Versi SMRC 

 SHARE: Facebook | Twitter | Google | PRINT

Jokowi-Ahok (JIBI/SOLOPOS/Antara)
JAKARTA–Satu lagi lembaga survei mengunggulkan pasangan Jokowi-Ahok dalam Pilgub DKI putaran dua. Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) mengadakan survei putaran dua Pilgub DKI. Hasilnya, pasangan cagub DKI Joko Widodo (Jokowi)-Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) bersaing ketat dengan Fauzi Bowo (Foke)-Nachrowi Ramli (Nara).
“Jika pemilihan langsung Gubernur DKI Jakarta diadakan hari ini, Fauzi Bowo (Foke) dan Joko Widodo (Jokowi) bersaing sangat ketat. Dalam jawaban spontan, dukungan kepada Fauzi Bowo 41,3 persen dan Jokowi 41,2 persen. Dalam format pilihan kepada calon gubernur saja Fauzi Bowo memperoleh 44,3 persen dan Jokowi 45,0 persen. Dalam format pilihan pasangan cagub, Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli 44,2 persen dan Jokowi-Basuki 45,6 persen. Sekitar 10,2 persen responden belum menentukan pilihan,” demikian temuan survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) yang dipublikasikan melalui situs resminya saifulmujani.com, Sabtu (15/9/2012).
Survei ini diadakan dalam kurun waktu 7-11 September 2012. Sampel awal yang digunakan 1.000 responden yang dipilih secara acak dari data pemilih tetap Pilgub DKI. Dari target 1.000 responden, sebanyak 501 orang berhasil diwawancarai, sisanya 499 orang tidak bisa diwawancarai karena berbagai alasan.
Survei ini menunjukkan dukungan terhadap kedua kandidat calon gubernur DKI Jakarta masih bisa berubah. 21,2 persen dari yang sudah memilih menyatakan bahwa pilihannya tersebut masih besar kemungkinan berubah.
Survei ini juga mengambil kesimpulan bahwa pemilih Fauzi Bowo dan Jokowi di putaran pertama relatif solid kembali mendukung calon masing-masing. Pendukung Hidayat-Didik dan Faisal-Biem cenderung lebih ke Fauzi-Bowo sedangkan pendukung Alex-Nono cenderung lebih ke Jokowi-Basuki.


SHARE: Facebook | Twitter | Google 

Seminar keroncong di Pose In Hotel, Sabtu (15/9/2012). (Tri Rahayu/JIBI/SOLOPOS)
SOLO–Legalitas keroncong harus diperjuangkan, jangan sampai keroncong diklaim milik negara lain. Perjuangan itu menjadi tanggung jawab para seniman keroncong di Indonesia. Persoalan itu mencuat dalam Seminar Nasional bertajuk Keroncong Menuju Masa Depan di Hotel Pose In Solo, Sabtu (15/9/2012).
Seminar yang dibuka Wakil Walikota (Wawali) Solo FX Hadi Rudyatmo dihadiri ratusan peserta perwakilan penggemar dan seniman keroncong dari sejumlah daerah di Indonesia. Hadir dalam seminar itu tiga orang pembicara, di antaranya Seniman Keroncong Singgih Sanjaya , Akademisi ISI Solo Danis Sugiyanto dan Seniman Keroncong Koko Thole yang sering muncul di televisi nasional.
Ketua Hamkri Solo, Willy Tandio Wibowo, saat dijumpai di sela-sela seminar, mengungkapkan keroncong ke depan enggak hanya dinikmati oleh kalangan orang tua, melainkan bisa digandrungi anak muda.
Menurut dia, dengan seminar ini diharapkan bisa memunculkan ide baru dalam pengembangan keroncong agar bisa disenangi anak muda.
“Gagasan apa yang muncul dalam seminar ini akan ditindaklanjuti Hamkri Solo dengan pembahasan yang lebih serius. Kami mencatat ada 80 grup keroncong di Solo. Kami berharap musik keroncong ini bisa dimainkan anak-anak muda. Grup keroncong anak-anak muda mulai muncul, itu harus direspons serius. Kami berobsesi keroncong ini bisa abadi dan mendunia tapi jangan sampai diklaim milik negara lain,” ujar Willy.
Singgih Sanjaya menyajikan makalah tentang musik keroncong yang digarap secara serius. Sejumlah musik keroncong dengan aransemen modern diperdengarkan untuk menunjukkan kepada peserta bahwa keroncong bisa berkembang secara dinamis.
Dia mencontohkan salah satu keroncong hasil ciptaannya yang dikemas menjadi musik komposisi. Contoh-contoh musik keroncong yang disajikannya menjadi daya tarik tersendiri bagi peserta.
Seorang tokoh keroncong di Solo, Sarsito, menanggapi seminar itu dengan menitipkan pesan agar jangan sampai keroncong yang asli Indonesia ini dicuri negara lain. Dia mengamini pernyataan Wawali yang berpesan agar seniman keroncong bisa tetap menjaga keroncong tetap asli Indonesia.
Pendapatnya didukung Sukardi, seorang penggemar keroncong asal Banjarmasin. Dia mengaku pernah mendebat pernyataan seorang menteri yang mengatakan keroncong berasal dari Portugis.

Walah, Bujangan Tua Cabuli Bocah 5 Tahun

ilustrasi
Berstatus bujang di usia 45 tahun membuat KS  merasa kesepian. Tanpa pendamping hidup membuat pekerja di tempat usaha jahit asal Kriwen, Sukoharjo itu tak mampu membendung nafsu. Puncaknya, ketika nasu bergelora KS melampiaskan dengan cara melanggar hukum.
Ironisnya, yang menjadi korban kebejatan lelaki yang sehari-hari bertempat tinggal di sebuah kos di Kemlayan, Serengan, Solo itu adalah seorang bocah perempuan berusia lima tahun. Adalah AS bocah lugu korban nafsu KS itu. AS dicabuli tersangka sebanyak tiga kali dalam kurun waktu dua bulan. AS merupakan tetangga kos tersangka.
Kapolresta Solo, Kombes Pol Asjima’in, melalui Kasatreskrim Polresta, Kompol Edi S Sitepu, ketika ditemui wartawan di Mapolresta, Jumat (14/9/2012), membeberkan pencabulan KS terhadap AS kali terakhir dilakukan di kamar kos KS, Sabtu (8/9) siang.
Ketika birahi sedang menguasai KS mengajak korban menonton televisi di kamar kosnya. Agar korban mau menuruti, KS memberi korban uang Rp1.000. Dengan polosnya korban pun menuruti. Tak berselang lama KS pun beraksi. Terlebih dahulu Kasidi memangku korban sambil menghadap televisi.
“Ketika pencabulan itu berlangsung, korban teriak. Mungkin karena kesakitan. Pada saat yang sama salah satu keluarga korban, KW, 60, mendengar teriakan korban dan langsung membuka pintu kamar tersangka. Ia pun melihat perbuatan memalukan itu,” urai Edi.
Keluarga korban yang tak terima lantas melaporkan kejadian itu ke polisi. Polisi pun bertindak cepat. Beberapa jam setelah pelaporan polisi langsung menangkap tersangka di kosnya. Benar saja, di hadapan polisi, lanjut Edi, tersangka mengaku melakukan hal itu lantaran tak kuasa menahan nafsunya.
Pasalnya, hingga berusia hampir setengah abad ini tersangka belum menikah. Polisi menduga tersangka mempunyai kelainan seksual. Hingga saat ini perkara itu masih didalami. Polisi menjerat tersangka dengan Pasal 82 UU No 23 tentang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman minimal tiga tahun dan maksimal 15 tahun penjara.

REVITALISASI KLEWER


Pasar Klewer (JIBI/SOLOPOS/Dwi Prasetya)
SOLO–Puluhan pedagang Pasar Klewer, budayawan, akademisi, perwakilan Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Pemerintah Kota Solo mendengarkan paparan uji publik hasil feasibility studi atau studi kelayakan dari PT Proporsi, di Ramayana Resto, Solo, Sabtu (15/9/2012).
Pemaparan dengan agenda public hearing disampaikan juru bicara dari PT Proporsi, Adi Sakti. Dalam pemaparan tersebut, Adi menjabarkan bahwa kesimpulan sementara Pasar Klewer perlu dibongkar. Hal itu, menurutnya, dilihat dari berbagai permasalahan meliputi over load pedagang, sirkulasi udara di dalam pasar, kesemrawutan parkir di area Pasar Klewer.
“Paparan ini merupakan serangkaian dari rencana revitalisasi Pasar Klewer yang dimulai dari penyusunan FS, Amdal, Amdal Lalin dan Detail Engineering Design (DED),” jelas Adi.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Solo Anung Indro Susanto mengatakan, secara keseluruhan pembuatan dokumen perencanaan menghabiskan anggaran senilai Rp 1,250 miliar.
“Anggaran ini keluar dari dukungan Pemkot dan DPRD Kota Solo. Anggaran ini harus sudah selesai pada 2012,” paparnya, Sabtu.